YESUS MENJADI YANG SULUNG
Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong
Pembacaan Alkitab Hari ini :
ROMA 8:28-30
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 8:29!
- Apakah tujuan Allah menyatakan pekerjaan-Nya bagi orang-orang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya?
- Apakah penentuan Tuhan bagi orang-orang yang telah dipanggil dan dipilih oleh Tuhan?
- Selain sebagai Tuhan sebagai apakah posisi Yesus bagi kita dalam keluarga Allah?
Ketika Tuhan memanggil dan memilih kita untuk menjadi anak-anak-Nya, maka di dalam pertumbuhannya Allah selalu bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan-Nya kepada kita.
Dan peranan Roh Kudus sangat dominan sekali sehingga kita betul-betul mengalami transformasi, terobosan dan revival ke arah keserupaan dengan Kristus.
”Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (II Korintus 3:17-18).
Tujuan Allah menjadikan kita serupa dengan Yesus oleh pertolongan kuasa Roh Kudus adalah agar kita menjadi satu keluarga ilahi atau sorgawi dimana Yesus menjadi yang sulung diantara banyak saudara-saudara-Nya di dunia ini.
Yesus adalah kakak tertua dan kita adalah saudara-saudara-Nya.
”Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” (Roma 8:29).
”Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, kata-Nya: “Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat.” (Ibrani 2:11-12).
Tuhan mengharapkan kepada kita agar dengan pemahaman bahwa Yesus adalah yang sulung diantara banyak saudara, maka kita harus hidup dalam satu kesatuan, hidup saling mengasihi, saling mengampuni, saling menerima satu dengan yang lainnya, karena Yesus adalah kasih.
Perkataan dan perbuatan kita membuat saudara-saudara kita dibangun dan tdiak bersikap seperti Kain terhadap Habel.
”Kata Kain kepada Habel, adiknya: “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Firman TUHAN kepada Kain: “Di mana Habel, adikmu itu?” Jawabnya: “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” (Kejadian 4:8-9).
Marilah kita memiliki kehidupan seperti Yesus yang memiliki kasih yang melimpah dan tidak terbatas yang dinyatakan-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib.
Marilah kita meneladani-Nya dengan mengasihi orang lain.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara mewujudkan teladan Yesus sebagai saudara sulung kita dalam hal mengasihi.
Pembacaan Alkitab Setahun
Ruth 1-4