HIDUP YANG MEMULIAKAN BAPA

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 5:13-16

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah fungsi garam dalam kehidupan sehari-hari dan apakah maknanya secara rohani?
  2. Apakah fungsi pelita dan apakah maknanya secara rohani?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Manusia mempunyai alat perasa pada lidah yang disebut papillae.

Dengan alat perasa ini maka manusia dapat membedakan rasa makanan, minuman, atau apa pun yang masuk ke dalam mulut.

Secara umum, lidah bisa mengecap empat rasa utama, yaitu manis, asam, pahit dan asin.

Untuk minuman maka rasa yang dikenali yaitu manis, asam dan pahit.

Sedangkan untuk makanan yang sangat berpengaruh adalah rasa asin.

Makanan tanpa rasa asin disebut sebagai makanan yang hambar.

Itu sebabnya garam sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh para juru masak.

Bisa dipastikan bahwa kita semua memiliki garam di lemari dapur, bahkan banyak yang menyediakan garam dengan wadah cantik yang diletakkan di atas meja makan.

Itu semua karena kita tahu bahwa tanpa garam, masakan akan terasa hambar.

Matius 5:13  “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”

Garam akan menjadi berguna jika rasanya asin.

Demikian pula kehidupan kita sebagai umat Tuhan.

Hidup kita akan berguna jika kehidupan kita tidak hambar tetapi memiliki rasa yang akan dikenali oleh orang di lingkungan kita.

Sebagaimana garam dibutuhkan untuk memberikan rasa pada makanan, demikian pula seharusnya kehidupan kita dibutuhkan oleh lingkungan dimana kita berada.

Karena tanpa kehadiran kita, maka komunitas terasa hambar.

Hambar secara rohani, yaitu ketika orang di lingkungan dimana kita berada tidak merasakan nilai-nilai yang mulia seperti: kejujuran, integritas.

Dan juga “rasa asin” dari buah Roh Kudus: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri -Galatia 5:22-23 yang terekspresi melalui kehadiran kita.

Matius 5:16Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Tuhan ingin agar melalui kehidupan kita nama Tuhan dimuliakan, dan itu akan terwujud jika:

  • Yang pertama, dengan sengaja kita mengekspresikan rasa asin dari perubahan perilaku yang sudah Roh Kudus kerjakan dalam hidup kita, yang antara lain oleh karena buah Roh yang termanifestasi dalam hidup kita.
  • Yang kedua, kita menjadi pelita yang menerangi sekitar, yaitu ketika dengan tegas kita berlaku benar dengan tidak mengkompromikan apa pun perbuatan dosa dan apa pun yang biasa orang lakukan dalam kegelapan!

Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu dalam memberikan pengaruh baik kepada lingkungan terdekat mu.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Korintus 9-11