BICARA KURANG AJAR TENTANG TUHAN
Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MALEAKHI 3:13-15
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
- Mungkinkah seorang anak Tuhan menghina Tuhan?
- Adakah contoh bentuk penghinaan kepada Tuhan?
- Siapakah yang dirugikan karena penghinaan itu?
“TUHAN berkata, “Kata-katamu sungguh menghina Aku.” “Tetapi kamu bertanya, ‘Apa yang kami katakan tentang Engkau?’ Kamu berkata, ‘Percuma saja berbakti kepada Allah. Apa gunanya melakukan kewajiban kita terhadap TUHAN Yang Mahakuasa, atau menunjukkan kepada-Nya bahwa kita menyesali kesalahan kita? Kita lihat sendiri bahwa orang-orang sombong bahagia. Orang jahat tidak hanya bertambah makmur, tetapi kalau mereka menguji kesabaran Allah dengan berbuat jahat, mereka luput juga.” (Maleakhi 3:13-15 BIS).
Ayat-ayat di atas sering terjadi kepada anak-anak Tuhan.
Ketika sedang mengalami penderitaan, apakah itu sakit penyakit atau kekurangan, kadang kita membandingkan kehidupan dengan mereka yang bukan anak Tuhan.
Kita merasa bahwa hidup kita lebih sulit dari mereka yang tidak mengenal Tuhan. Mazmur 73 juga mencatat hal yang sama:
“Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain. Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan. Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan. Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.” (Mazmur 73:3-8).
Sekalipun kita sedang mengalami kesulitan, jangan pernah bandingkan hidupmu dengan kondisi mereka yang tidak mengenal Tuhan.
Ingatlah, akhir hidup mereka berbeda dengan kita.
Sekalipun mereka memiliki kekayaan berlimpah dan sepertinya mereka sukses, tetapi akhir hidup mereka di tempat kegelapan yang kekal.
Sedangkan kita, sekalipun selama di bumi ini mungkin mengalami banyak persoalan, tetapi akhir hidupnya jelas, hidup dalam surga yang mulia.
Ketika kita membandingkan kondisi kita dengan mereka yang di luar Tuhan, dan merasa Tuhan tidak adil, kita sedang menghina Tuhan.
Saudara, Ketika kita dalam persekutuan dengan Tuhan, kita akan menyadari kenyataan, bahwa mereka yang kita anggap mujur, akhir hidupnya sungguh menyakitkan, seperti dicatat dalam Mazmur 73:
“Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!” (Mazmur 73:16-19).
Saudara, dalam kesulitan tetaplah berdoa dan terus mengucapkan syukur.
Melalui doa, kita menyerahkan hidup kepada Tuhan dan melalui pengucapan syukur kita sedang mengakui bahwa Dia adalah Allah yang berdaulat.
Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana menghindari sikap hidup yang menghinakan Tuhan.
Pembacaan Alkitab Setahun
Markus 8-9