SAKSI YANG SETIA TIDAK BERDUSTA

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

AMSAL 14:5-7

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang disaksikan oleh seorang saksi yang setia?
  2. Siapakah yang disebut saksi dusta?
  3. Mengapa si pencemooh disebut sia-sia ketika dia mencari hikmat?
  4. Apa yang mudah diperoleh orang yang berpengertian?
  5. Mengapa harus menjauhi orang bebal?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika Roh Kudus turun atas hidup kita, maka kita diberi kuasa untuk menjadi saksi Kristus.

Dan kita memiliki tugas dan panggilan sebagai saksi Kristus.

Saksi Kristus adalah orang-orang yang telah mengalami Tuhan dalam hidupnya.

1 Yohanes 1:1-4 ”Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup–itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.”

Saudara, sebagai saksi yang setia, maka hendaklah kesaksian kita merupakan pengalaman ketika kita bersama Dia, Yesus Kristus yang telah ada di dalam hidup kita, Dia hidup dalam hati kita dan karena itu kita menjadi bahagian tubuh Kristus.

Sebagai tubuh Kristus maka kita mengalami kehidupan bersama dengan Yesus Kristus.

Pengalaman inilah yang patut kita ceritakan dan beritakan kepada orang yang belum ikut bersekutu dengan Bapa, Anak-Nya dan Roh Kudus-Nya.

Sudah sepatutnya kita menyaksikan atau bersaksi tentang Dia kepada orang-orang yang di luar persekutuan dengan Bapa, Anak-Nya Yesus Kristus.

Apa yang seharusnya kita saksikan tentang Kristus kepada orang-orang yang belum bersekutu dengan Bapa dan Yesus?

Yang perlu kita saksikan adalah tentang kasih Bapa yang telah kita rasakan, kita alami dan beberapa hal yang kita dengar atau baca dari Kitab Suci.

Bersaksi tidak perlu membesar-besarkan fakta yang telah kita alami, rasakan dan nikmati.

Membesarkan atau mengecilkan fakta-fakta yang kita alami merupakan kebohongan, sesuatu yang tidak boleh dilakukan oleh seorang saksi Kristus.

Jika itu terjadi, maka hal itu bisa disebut kesaksian palsu, saksi dusta dan bisa disebut saksi yang tidak setia, sehingga sepatutnya itu tidak kita lakukan.

Hal itu terjadi ketika kita tidak dipimpin oleh Roh Kudus. Itu bisa terjadi ketika kita ingin membesarkan diri karena kesombongan, ingin dianggap besar oleh orang lain yaitu sikap duniawi yang sepetutnya sudah tidak ada lagi dalam hidup orang percaya yang telah lahir kembali.

Roh Kudus tidak mengajar kita untuk berdusta karena iblislah bapak dusta.

Jika ada anak Tuhan yang berdusta, hal itu mungkin terjadi karena kebodohannya terpengaruh oleh roh dusta iblis dan setan-setan pengikutnya.

Oleh karena itu, rendahkanlah dirimu dan jangan congkak supaya jangan di pengaruhi roh-roh jahat pendusta dan roh kesombongan, sehingga kita berdusta dalam kesaksian-kesaksian kita.

Roh Kudus ingin memimpin orang percaya bersaksi dan Roh Kudus akan mengajarkan bagaimana kita memuliakan Bapa, Yesus Kristus, dengan tidak menambahkan sesuatu yang tidak ada, sesuatu yang tidak terjadi, sesuatu yang imajiner dan wacana serta keinginan sebagai sesuatu yang nyata.

Itu adalah kebohongan, sesuatu yang tidak pantas lagi kita lakukan.

Marilah kita menyaksikan apa yang kita lihat dengan mata kepala kita, dengarkan dan rasakan apa yang kita alami dalam hidup kita, supaya apa yang kita alami setelah kita lahir kembali yaitu pengalaman dalam pelayanan kita sehingga tidak perlu atau membesar-besarkan keadaan yang sebenarnya.

Haleluya, Puji Tuhan, Amen.

Apa penyebab ada anak Tuhan bahkan para pengkhotbah yang bercerita melebih-lebihkan fakta yang sebenarnya? Adakah itu, mengapa itu terjadi?

Pembacaan Alkitab Setahun

Markus 4-5