APA YANG KELUAR DARI MULUT BERASAL DARI HATI
Penulis : Pramadya Wisnu
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MATIUS 15:17-20
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
- Secara rohani, manakah yang lebih penting. Yang masuk ke dalam tubuh ataukah yang keluar dari tubuh?
- Mengapa secara rohani peran hati begitu penting?
Kata “hati” dalam bahasa Indonesia memiliki beragam makna.
Sebagai organ tubuh hati adalah liver, yaitu organ tubuh yang berwarna merah yang berfungsi untuk membersihkan darah dari zat-zat kimia.
Hati juga bisa diartikan sebagai jantung, dalam kalimat: hatinya berdebar-debar.
Karena organ tubuh yang berdebar-debar adalah jantung, bukan hati.
Sedangkan dalam kalimat: “jantung hati”, maka maknanya berubah menjadi: kekasih.
Lalu apa makna hati dalam Alkitab.
Hati manusia disebutkan hampir sebanyak 300 kali di dalam Alkitab.
Kita akan melihat dari dua ayat berikut:
- Amsal 4:23 ”Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”
- Yeremia 17:9 ”Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?”
Menurut 1 Tesalonika 5:23, diri kita terdiri dari: tubuh, jiwa dan roh.
Tubuh kita bersifat fana, ketika seseorang meninggal maka tubuhnya akan dimakamkan.
Roh manusia bersifat kekal, dan bagi kita yang sudah dilahirkan kembali, maka roh kita akan ada dalam kekekalan bersama dengan Kristus.
Jiwa kita memiliki pikiran, emosi atau perasaan dan kehendak.
Jadi di dalam jiwa inilah terletak hati kita.
Dapat dikatakan, hati adalah pusat komando atas pikiran, perasaan dan tekad kita.
Itulah sebabnya penulis Amsal mengatakan agar kita menjaga hati kita, yaitu: pikiran, perasaan dan tekad atau kehendak kita dengan penuh kewaspadaan.
Sedangkan nabi Yeremia menyatakan bahwa pada dasarnya, hati kita: pikiran kita, perasaan kita dan tekad kita itu lebih licik dari segala sesuatu.
Dan manusia bisa dikenali melalui ekspresi tubuhnya, apakah dia sedang senang atau sedih.
Apa yang ada dalam hatinya itu akan tergambar dari gestur tubuh, dari roman muka, dari ucapan mulut.
Untuk waktu yang singkat orang dapat berpura-pura senang, berpura-pura sebagai seorang yang baik, saleh tetapi dia tidak akan dapat melakukan hal ini untuk jangka panjang.
Seperti yang dikatakan oleh penulis Amsal: ”…karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23b).
Dan sikap seperti ini tentu saja adalah salah, itu adalah perilaku munafik.
Jadi, mari kita menjaga hati kita dengan memiliki relasi atau persekutuan pribadi yang erat dengan Tuhan.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan dengan cara apa saja agar kita memiliki hati yang semakin mengasihi Tuhan.
Pembacaan Alkitab Setahun
Matius 7-8