BERBAHAGIA KETIKA DIANIAYA

Penulis : Aris Handoko & Team

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 5:10-12

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa Yesus berkata orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran itu berbahagia?
  2. Karena siapakah kita bisa berbahagia sekalipun kita dicela, dianiaya dan difitnah?
  3. Apakah perintah, janji, dan hal yang Tuhan mau kita ingat ketika kita dianiaya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sebetulnya ada yang aneh dari khotbah Yesus di bukit dalam Matius 5 disebut dengan “Ucapan Bahagia”.

Karena, kalau kita perhatikan antara judul Bahagia dengan isinya sepertinya nggak nyambung.

Bagaimana bisa orang yang sedang miskin, berdukacita, lapar, dianiaya bisa berbahagia?

Bukankah mereka yang bermurah hati, lemah lembut, membawa damai, dan menjaga kesucian pun seringkali menanggung penderitaan karena dimanfaatkan oleh orang lain dan dianggap lemah.

Kali ini kita akan fokus kepada ucapan Yesus tentang “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga.”

Ada beberapa hal penting yang bisa kita pelajari:

  1. Kita hanya akan bisa berbahagia jika memang penyebab kita dianiaya adalah karena kebenaran. Artinya jika penyebab kita dianiaya adalah karena kebodohan dan kesalahan kita sendiri, maka janji ini tidak berlaku. Karena itu, jangan sampai kita menganggap sedang menderita bagi kebenaran padahal yang kita lakukan adalah ketidakbenaran. Contohnya ketika kita berusaha menginjili orang hanya dengan kata-kata tapi tidak menunjukkan perbuatan. Ada anak-anak yang berusaha mengkhotbahi orang tuanya, sementara di rumah tidak pernah membantu dan berkomunikasi dengan baik. Ada para isteri yang berusaha menasihati suaminya agar pergi ke gereja, tapi cara mengajaknya tidak dengan hormat. Ada karyawan yang seringkali izin ke perusahaan untuk kegiatan rohani, tapi kinerjanya buruk.
  2. Kita perlu memahami bahwa ada resiko kita disalahpahami dan dianiaya ketika melakukan kebenaran. Tidak ada jaminan bahwa kalau kita taat pada Firman Tuhan, maka hidup kita akan bebas dari masalah. Yang Tuhan janjikan adalah kita bisa tetap berbahagia di tengah masalah. Inilah yang perlu kita perhatikan sehingga kita tidak kecewa ketika menghadapi penderitaan.
  3. Yesus berkata bahwa kita yang melakukan kebenaran memiliki kerajaan sorga. Kerajaan Sorga tidak berbicara tempat, tapi pemerintahan. Dimana Yesus memerintah, disitu ada kuasa, damai sejahtera, sukacita, dan buah Roh. Ini bukanlah janji di masa yang akan datang saja ketika kita meninggal, tapi di masa sekarang dan saat ini juga dimanapun kita berada.

Saudara, adakah penderitaan yang sedang kau alami? Dapatkah Saudara memeriksa apakah penderitaan itu karena kebenaran? Dan apakah saudara dapat berbahagia?

Evaluasilah hidup saudara saat ini berdasarkan ketiga hal dalam renungan ini. Apakah ada hal yang perlu Saudara ubah atau justru Saudara dikuatkan untuk tetap melakukan kebenaran? Bagikanlah dengan rekan persekutuan saudara.

Pembacaan Alkitab Setahun

Ratapan 1:1-3:36