PELAYAN ALLAH YANG SABAR DALAM PENDERITAAN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

2 KORINTUS 6:4-10

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Penderitaan apa yang di alami oleh Rasul Paulus?
  2. Apakah yang menyebabkan Paulus kuat menahan penderitaan?
  3. Apakah ciri-ciri hamba-hamba Allah?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sebaliknya, dalam segala hal, kami menunjukkan bahwa kami adalah hamba-hamba Allah. Sebab, segala macam kesukaran sudah kami derita dengan sabar;(2  Korintus 6:4 BIS).

Penderitaan adalah bagian dari kehidupan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.

Sejak gereja ada  di bumi, sudah akrab dengan penderitaan.

Pada masa itu, gereja di aniaya oleh orang-orang Yahudi dan kemudian para penguasa.

Oknum dibalik penderitaan jemaat itu adalah iblis, yang dengan segala tipu dayanya terus menerus mencoba menghancurkan iman orang percaya.

Rasul Paulus memberikan kesaksian kepada jemaat di Korintus supaya mereka sabar menderita, sama seperti dia sudah sabar.

Paulus dan timnya tidak goyah dalam hal apa pun, mereka bekerja keras untuk menyatakan diri mereka sebagai hamba-hamba Tuhan yang sejati.

Dengan banyak kesabaran, mereka bertahan dengan tenang di bawah penderitaan yang paling menyakitkan dan menindas.

Kesadaran Paulus dan timnya sebagai hamba-hamba Allah menjadikan mereka sabar dalam penderitaan.

Saudara, hamba-hamba Allah memberikan pengertian bahwa mereka bekerja bukan karena upah.

Karena seorang hamba adalah milik tuannya sehingga bekerja adalah tugas tanpa upah.

Seorang hamba berusaha menyenangkan tuannya dengan melakukan pekerjaan sesuai dengan kehendak tuannya dan bekerja dengan sungguh-sungguh.

Saudara, kita semua adalah anak Allah dalam hal status rohani sebagai orang yang telah dibenarkan Allah.

Namun, dalam hal ketaatan, kita seharusnya berpikir sebagai seorang hamba Allah. 

Kita adalah anak yang suka mengerjakan kehendak Bapa di Surga.

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya bersikap sebagai anak-anak Allah sekaligus sebagai hamba yang taat.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 18-22