MEMILIKI PIKIRAN DAN PERASAAN KRISTUS
Penulis : Anang Kristianto
Pembacaan Alkitab Hari ini :
FILIPI 2:5-9
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
- Seperti siapa kita harus berpikir dan berperasaan?
- Apa yang tidak dipertahankan oleh Kristus meskipun Dia juga adalah Allah?
- Sampai kapan Yesus taat menggenapi kehendak Bapa?
- Mengapa Allah sangat meninggikan Dia?
Memiliki pikiran dan perasaan seperti Kristus adalah suatu proses yang selayaknya dilalui oleh kita orang percaya sebagai anak-anakNya.
Kehidupan masa lalu kita dengan segala kejahatan dan ketidaktahuan tentang kebenaran-Nya tidak saja akan menghambat pertumbuhan rohani bahkan dapat membuat kita kembali kepada manusia lama kita bila pikiran kita tidak mengalami perubahan.
Pertobatan atau metanoia sendiri seperti kita ketahui adalah perubahan pola pikir dan harus kita sadari bahwa itu berlangsung dalam suatu proses yang melibatkan keputusan kita secara konsisten.
Perubahan pola pikir kita menjadi serupa dengan pikiran Kristus memiliki maksud agar Tuhan dapat memulihkan kehidupan kita yang dimulai dari pikiran sehingga dapat menggenapi rencana Bapa dengan sempurna.
Yesus sebagai manusia dapat menggenapi kehendak Bapa dengan sempurna karena memiliki pikiran yang selaras dengan Bapa.
Apa jadinya bila Yesus tidak mau merendahkan diriNya menjadi hamba dan taat sampai mati di kayu salib?
Saudara, sebagai manusia Yesus juga punya kehendak, hal itu dinyatakan pada saat Dia berdoa: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39).
Sekalipun punya kehendak namun Yesus memutuskan agar kehendak Bapa yang jadi.
Perikop yang kita baca hari ini mengingatkan kita untuk memiliki pikiran dan perasaan seperti Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan.
Kita saat ini jelas perlu banyak dipulihkan dibanding Yesus, tetapi seringkali tanpa sadar punya banyak kehendak dan kemauan dan bahkan tidak jarang menganggap kita punya keputusan yang benar.
Yesus saja yang memiliki kesetaraan dengan Allah tidak mempertahankan kehendakNya, dan Dia telah memberikan teladanNya.
Kita telah menerima keselamatan dan kuasa, namun kita juga punya kehendak bebas untuk mengambil keputusan, apakah kita mengkuti kehendak sendiri atau kehendak Bapa, Roh Kuduslah yang akan menolong kita.
Biarlah kita dalam setiap keputusan kita ambil memiliki pikiran yang sama dengan Kristus, sehingga kita dapat berdoa dengan yakin: “janganlah seperti yang kukehendaki melainkan seperti yang Bapa kehendaki”.
Pada akhirnya kita akan melihat bahwa kehidupan kita akan menjadi berkat sama seperti kehidupan Yesus.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? Diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Pembacaan Alkitab Setahun
Mazmur 119:1-88