TIDAK LALAI MEMBERITAKAN MAKSUD ALLAH

Penulis : Aris Handoko

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 20:25-28

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Menurut Saudara apa yang ingin Paulus tekankan dalam perpisahannya?
  2. Apa keyakinan Paulus dalam pekerjaannya memberitakan maksud Allah?
  3. Apa nasihat Paulus bagi para penatua di Efesus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, mari sejenak kita membayangkan diri kita berada di posisi akan berpisah selamanya dengan orang yang kita kasihi.

Kira-kira apakah yang akan kita sampaikan kepada mereka?


Rasul Paulus berada pada posisi ini. Dia mengucapkan perpisahan kepada para penatua jemaat di Efesus, perpisahan terakhir.

Ia memiliki firasat bahwa kepergiannya ke Yerusalem akan mengalami banyak sengsara dan mungkin tidak akan bertemu lagi dengan mereka.

Satu hal yang Paulus tegaskan adalah bahwa ia tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepada jemaat di Efesus.

Selama tiga tahun, siang malam, dengan tiada hentinya ia menasihati mereka dengan mencucurkan air mata.

Dalam memberitakan maksud Allah Paulus bukan hanya berkata-kata tapi ia sungguh-sungguh memberikan seluruh hati dan hidupnya, serta berusaha memberikan teladan dan menjaga kesaksiannya. Itulah sebabnya ia sangat dikasihi oleh para penatua dan jemaat di Efesus.

Saudara, bagaimanakah kita dapat meneladani Paulus yang tidak lalai dalam memberitakan seluruh maksud Allah kepada orang-orang yang kita layani?

Ingatlah bahwa orang yang kita layani bukan terbatas hanya anak PA, tapi juga semua orang yang terhubung dengan kita: keluarga, teman, rekan kerja, dan rekan pelayanan.

Pertama-tama, kita perlu memastikan bahwa kita terus bertumbuh untuk mengenal maksud Allah itu sendiri karena bagaimanakah kita dapat memberitakan sesuatu yang tidak kita mengerti atau bahkan tidak kita minati?

Apakah maksud Allah menjadi sesuatu yang benar-benar penting dalam hidup kita, atau kita lebih sibuk mencari maksud pribadi kita sendiri?

Kedua, saat kita sudah mengerti maksud Allah dalam suatu perkara, maka kita perlu belajar untuk konsisten dan menerapkannya pertama-tama dalam hidup kita sendiri, lalu memberitakannya kepada orang-orang yang kita kasihi sebagai suatu kesaksian dan pernyataan kasih.

Mari Saudara, kita praktekan kedua hal ini dalam hidup kita dan biarlah Allah memakai kita untuk menjadi alat kasihNya bagi banyak orang.

Dalam hal apakah Saudara perlu belajar untuk menerapkan maksud Allah secara konsisten? Renungkanlah dan diskusikanlah dengan rekan persekutuan Saudara agar Saudara bisa mempraktekannya.

Pembacaan Alkitab Setahun

Esther 6-10