LEBIH BERBAHAGIA MEMBERI DARIPADA MENERIMA
Penulis : Aris Handoko
Pembacaan Alkitab Hari ini :
KISAH PARA RASUL 20:34-38
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.
- Apakah sebagai rasul Tuhan, Paulus bekerja?
- Mengapa Paulus bekerja dengan tangannya sendiri?
- Apa perkataan Tuhan Yesus yang diingat oleh Paulus?
Saudara, Tuhan Yesus mengajarkan satu prinsip yang luar biasa: “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”
Apakah saudara pernah memberi kado kepada anak-anak dan melihat ekspresi mereka saat membuka kado tersebut dan berteriak kegirangan?
Apakah saudara pernah memperhatikan ekspresi dari Ibu saudara ketika menyambut saudara yang sudah lama tidak bertemu dan kemudian sibuk memasak makanan kesukaan saudara?
Ada sebuah kegembiraan dan rasa puas yang tidak terjelaskan ketika kita menyaksikan kepuasan dari orang-orang yang kita kasihi, kegembiraan mereka yang menerima pemberian kita.
Ada rasa hangat di hati yang membuat kita ingin lebih lagi menabur.
Berbahagia dalam memberi sesungguhnya adalah salah satu kebutuhan manusia yang Tuhan tanamkan dan seringkali tidak disadari oleh manusia.
Kita semua sebenarnya ingin bisa berkontribusi dan berdaya guna.
Itu sebabnya ada perasaan malu ketika kita harus terus menerus menerima pertolongan.
Namun, dalam beberapa kasus ketika keegoisan dibiarkan, maka sangat mungkin kita menjadi tidak lagi peduli kepada kebutuhan orang lain.
Yang menerima juga mulai merasa bahwa kebaikan yang diterima adalah sebuah kewajaran bahkan keharusan.
Pada saat itu terjadi, jangankan ada rasa berbahagia saat memberi, saat menerima pun juga sulit untuk berbahagia.
Apakah saudara masih merasakan sukacita dan rasa terima kasih yang besar ketika dijemput oleh orang tua, pasangan, atau anak?
Apakah saudara merasakan kehangatan di hati ketika melihat suami atau anak laki-laki saudara membantu mengangkat galon air yang berat?
Apa yang saudara pikirkan ketika Pembimbing saudara mentraktir saudara sekalipun itu di warung?
Sesungguhnya dalam keseharian, kita menerima banyak hal dari orang lain dan kita perlu belajar untuk bersyukur serta menghargai pemberian tersebut.
Kebahagiaan dalam memberi perlu diimbangi dengan kebahagiaan dalam menerima karena ketika hati kita dipenuhi dengan rasa syukur atas setiap pemberian, kita pun lebih termotivasi untuk memberi karena orang yang sungguh-sungguh dipenuhi rasa syukur tidak mungkin menjadi egois.
Motivasi yang paling besar tentu saja datang dari pribadi Tuhan sendiri, karena Ia selalu murah hati kepada kita.
Itu yang menyebabkan kita bisa tetap memberi dan berbahagia sekalipun tidak selalu dihargai.
Saudara, mari rasakan kebahagiaan pada saat saudara menerima dan memberi, karena itulah yang Tuhan rancangkan untuk kebaikan kita.
Dapatkah saudara mengingat kapan terakhir kali merasa kebahagiaan saat memberi?
Atau adakah hal-hal yang seringkali menahan saudara dari kebahagiaan saat memberi?
Diskusikan dengan pembimbing saudara.
Pembacaan Alkitab Setahun
1 Samuel 13-14