INDAHNYA KEDATANGAN PEMBAWA KABAR BAIK

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YESAYA 52:7-10

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa pembawa kabar baik dikatakan indah?
  2. Apa yang dimaksud dengan reruntuhan Yerusalem?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Aku punya kabar baik dan kabar buruk,” kataku. “Kabar baiknya pekerjaan sudah selesai. Kami sudah memuat semua truk. Dokumennya sudah lengkap. Semua sudah siap untuk berangkat. Kabar buruknya adalah pengemudi tertunda dan tidak akan mengambil truk sampai besok, yang berarti kita akan melewatkan tanggal pengiriman.”

Bos saya menatap saya. “Itu masalah besar,” katanya.

Dia benar. Itu adalah masalah besar.

Ini adalah kutipan percakapan antara seorang pegawai dan bos.

Sang pegawai awalnya menyampaikan kabar baik bahwa barang pesanan sudah siap dikirim, tetapi muncul masalah, ternyata truk yang harus mengangkut barang tidak bisa mengirim barang.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mendengar kabar baik dan kabar buruk silih berganti.

Ketika seorang mendengar kabar baik, mereka tentu akan senang.

Sebaliknya ketika seseorang mendengar kabar buruk, mereka akan sedih atau kecewa.

Yesus datang ke dunia, mati di kayu Salib dan kemudian bangkit dari kematian.

Barangsiapa percaya kepada-Nya, maka mereka akan beroleh selamat.

Itu adalah Kabar Baik bahkan kabar yang sangat baik.

Kabar ini dinanti-nantikan oleh banyak orang di seluruh dunia yaitu mereka para orang damai,  orang-orang yang haus akan kebenaran, tetapi belum mengetahui kebenaran tentang keselamatan kekal.

Mereka akan menyambut  Injil kabar keselamatan ini dengan sukacita.

Dan ada banyak orang-orang damai yang siap untuk menyambut dengan sukacita para pemberita Kabar Baik.

Mari dimana pun kita berada, belajar peka untuk melihat keadaan di sekeliling kita.

Jika kita melihat orang-orang damai, yaitu orang-orang yang haus untuk mengetahui kebenaran tentang keselamatan, maka jangan ragu untuk berbicara kepada mereka.

Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan bagaimana engkau bisa mulai bersaksi di tengah keluarga, di sekolah, di kampus, di tempat kerja.

Imamat 11-13