AKAR SEGALA KEJAHATAN ADALAH CINTA UANG

Penulis : Aris Handoko & tim
Editor : Ervinna Graceful

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 TIMOTIUS 6:7-10

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang kita bawa ketika lahir dan meninggalkan dunia?
  2. Siapakah yang terjatuh ke dalam pencobaan?
  3. Bagaimana cinta uang bisa menjadi akar segala kejahatan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Ada kalimat yang mungkin pernah kita dengar, “Uang tidak bisa membeli segalanya tapi segalanya butuh uang”.

Bagaimana menurut saudara?

Apakah pepatah tersebut benar?

Banyak anak-anak Tuhan terperangkap dalam kebingungan terkait masalah uang.

Dibilang kurang rohani kalau bicara uang.

Namun kenyataannya dalam sehari-hari butuh uang untuk makan, untuk beli pakaian, untuk banyak hal bahkan untuk pelayanan.

Masalah uang juga sering memicu keresahan kita karena berhubungan dengan keberhagaan diri, toh dunia ini menilai segala sesuatu dengan uang.

Mereka yang punya lebih banyak uang, tampak lebih punya kesempatan daripada mereka yang sudah bekerja keras dan berdoa, namun tidak punya uang sebanyak itu.

Saudaraku, lalu bagaimanakah kita harus menyikapinya?

Pertama, mari kita melihat uang dari perspektif Allah.

Allah bukan melarang kita untuk mencari dan memiliki banyak uang.

Ia tahu kita membutuhkannya.

Namun Allah mau kita melihatnya dari perspektif kekekalan.

“Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa keluar” (1 Timotius 6:7).

Kedua, 1 Timotius 6:10a mengingatkan bahwa “Akar segala kejahatan ialah CINTA uang”.

Apa yang kita cintai, akan kita dahulukan.

Cinta akan uang menyebabkan kita tidak bisa mencintai Allah karena prioritas utama kita adalah uang.

Ketika uang yang menjadi “tuan”, maka kita jatuh kedalam berbagai pencobaan dan jerat.

Mari saudara, evaluasi diri kita, apa yang menjadi prioritas kita hari ini.

Apakah yang benar-benar kita kejar dan cintai?

Bagaimana posisi uang dalam hidup kita?

Apakah uang masih menjadi tuan dalam hidup kita?

Bagaimana caranya agar saudara tidak jatuh ke dalam jerat mencintai uang?

Diskusikanlah dengan rekan PA atau rekan persekutuan saudara?