MEMBERI DENGAN SUKACITA MENURUT KERELAAN HATI

Penulis : Anang Kristianto
Editor : Ervinna Graceful

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

2 KORINTUS 9:6-10

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya saudara dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang perlu dicamkan mengenai hukum tabur tuai?
  2. Seperti apa seharusnya sikap hati kita ketika memberi?
  3. Megapa kita tidak boleh memberi dengan sedih hati atau karena paksaan?
  4. Siapa yang memiliki kesanggupan untuk membuat  kita senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Memberi adalah salah satu dari manifestasi kasih kita kepada Tuhan dan juga kepada sesama yang menerima pemberian kita.

Kita memberi persembahan dalam bentuk materi atau pelayanan bukan berarti bahwa Tuhan kurang uang atau kurang pelayanan sehingga meminta kita untuk memberi.

Kita semua tahu bahwa Tuhan yang kita sembah bukanlah Allah yang kekurangan uang atau materi atau pelayanan sehingga kita harus memberi uang atau melayani Dia.

Kita semua juga tahu bahwa Tuhan bisa menggunakan kuasanya untuk mengalirkan apapun kepada siapapun sesuai keinginan hatiNya tanpa memakai kita atau apapun yang kita punyai.

Setidaknya ada dua hal yang terjadi dalam pertumbuhan rohani kita ketika mempraktikkan kehidupan yang memberi dengan sukacita dan rela hati, yang pertama adalah merupakan sarana Tuhan untuk melatih kita menjadi serupa dengan Kristus, melatih kita untuk memiliki pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus.

Pemberian dalam bentuk materi atau pelayanan yang kita lakukan dengan konsisten merupakan tindakan iman dan membarui pikiran kita secara permanen untuk tidak sama dengan dunia ini.

Pemberian dan pelayanan yang kita lakukan bukan karena untuk mendapatkan sesuatu tetapi karena kita telah mendapatkan kasih dan anugerah Tuhan.

Hal yang kedua adalah kita belajar untuk tidak terikat dengan uang atau materi atau kepentingan diri sendiri.

Bila kita tidak terus melatih diri untuk memberi dan melayani dengan sukacita maka kita bisa terikat dengan uang atau kepentingan diri sendiri.

Kita tahu bahwa sumber sukacita kita bukanlah uang atau materi yang kita miliki, namun seringkali kita juga merasa sayang kalau uang atau materi kita berkurang karena memberi atau waktu kita berkurang karena harus melayani orang lain.

Kita bisa cenderung menjadi tidak sukacita lagi memberi dan melayani ketika merasa tidak punya “banyak uang” dan “banyak waktu “ untuk melayani.

Jadi marilah kita konsisten untuk melatih diri memberi dan melayani dengan sukacita dan rela hati karena tantangan kita semakin lama semakin besar.

Kita sanggup karena Roh Kuduslah yang akan memberi kekuatan kepada kita.

Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk saudara lakukan?

Diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.