“BERBICARA KURANG AJAR TENTANG ALLAH”
Penulis : Pramadya Wisnu
Editor : Ervinna Graceful
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MALEAKHI 3:13-18
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
- Apakah yang diucapkan umat Allah, sehingga Tuhan menegur mereka karena berkata kurang ajar tentang Allah?
- Apakah yang sepatutnya diucapkan oleh orang yang takut akan Allah?
Bagian Kitab Maleakhi yang kita baca adalah peringatan Tuhan bagi umat Allah agar kita tidak berbicara kurang ajar kepada Tuhan.
Berkata-kata yang buruk tentang Tuhan, berkeluh kesah atau bersungut-sungut dan berbagai sikap negatif terhadap Tuhan, ternyata berakibat fatal!
Kitab Bilangan pasal 14 menceritakan bagaimana umat Israel bersungut-sungut, mereka memprotes keputusan Tuhan dengan menyampaikannya melalui Musa dan Harun,
“Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?” (Bilangan 14:2,3)
Dan akibatnya fatal! TUHAN berfirman kepada Musa:
“Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka! Aku akan memukul mereka dengan penyakit sampar dan melenyapkan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari pada mereka.” (Bilangan 14:11-12)
Sesungguhnya tidak ada situasi di dunia ini yang di luar pengetahuan Tuhan, bahkan keadaan yang buruk yang menimpa kita, semuanya memiliki tujuan.
Tidak ada yang terjadi secara kebetulan.
Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Ya, sebelum kita berniat untuk memprotes Tuhan sebaiknya kita datang merendahkan diri kepada Tuhan, mohon arahan dan tuntunanNya.
Karena Firman Tuhan dengan jelas menyatakan: bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia, yaitu bagi kita yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Saudara, tidak selalu kita mengalami situasi yang manis dan menyenangkan.
Tetapi Allah yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?