Renungan Harian Kita
Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson
Pembacaan Alkitab Hari ini : WAHYU 4:8-11
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
- Apa yang terjadi Ketika mahluk-mahluk itu mempersembahkan pujian?
- Apakah yang dilakukan ke-24 tua-tua di surga
- Mengapa mereka melemparkan mahkotanya di hadapan tahta?
Saudara, Makhluk-makhluk yang dicatat dalam wahyu 4 tampak mirip dengan serafim (yang menyala-nyala) dari Yesaya 6:2-3 karena mereka masing-masing memiliki enam sayap.
Mahluk-mahluk ini menyanyikan pujian siang dan malam tanpa henti, bukan berarti nanti di langit baru bumi baru kita hanya menyembah/memuji Tuhan.
Itu tugas para serafim. Ke empat mahluk itu berseru : “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah…”
“Dalam bahasa Ibrani, pengulangan ganda dari sebuah kata menambahkan penekanan, sedangkan pengulangan tiga kali menunjuk pada superlative, menarik perhatian pada kekudusan Tuhan yang tak terbatas—kualitas Tuhan yang dirasakan oleh makhluk di hadapan-Nya sebagai kedahsyatan atau ketakutan.
Saudara, dalam doa kita tentu bukan hanya permohonan, ada juga syafaat, ucapan syukur, penyembahan.
Salah satu yang sangat penting dalam doa adalah penyembahan atau pengagungan kepada Tuhan, sama seperti ke empat mahluk itu menyadari keagungan dan kedahsyatan Tuhan.
Hal itu yang menyebabkan ke 24 tua-tua itu melemparkan mahkota, karena menyadari keagungan Allah, mereka merasakan tidak layak memakai mahkota di hadapan Yang Maha Kuasa, Allah yang awal dan akhir itu.
Doa yang penuh kemuliaan adalah doa dengan kesadaran hanya Dia yang layak menerima segala hormat dan kemuliaan.
Doa yang didasari pemahaman bahwa sesungguhnya kita tidak layak menerima mahkota, sekalipun Dia memberikannya.
Semua berasal dari Dia dan hanya untuk Dia.
Hanya Dia yang layak menerima puji-pujian dan hormat.
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana mahkota apa saja yang disediakan Allah untuk anak-anak-Nya.