Renungan Harian Kita
Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson
Pembacaan Alkitab Hari ini : MAZMUR 127:3-5
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
- Apa yang terjadi dengan anak-anak dalam keluarga yang Tuhan hadir di dalamnya?
- Apa maksudnya anak panah di tangan pahlawan
- Apa yang membuat sebuah keluarga bahagia?
Saudara, rumah tangga yang dibangun oleh Tuhan, keluarga yang senantiasa melibatkan Tuhan akan menjadi keluarga yang harmonis dan berdampak bagi lahirnya anak-anak yang takut akan Tuhan dan berdampak besar bagi kerajaan Allah.
Orang tua yang takut akan Tuhan akan mendidik dan menyiapkan anak-anaknya untuk pekerjaan mulia yang Tuhan sudah siapkan.
Orang tua tidak punya agenda pribadi atas anak-anaknya, tetapi merindukan agenda Tuhan yang terjadi.
Anak-anak dari keluarga yang takut akan Tuhan ibarat anak panah di tangan pahlawan.
Anak panah adalah senjata untuk membunuh lawan yang sangat efektif pada masa lalu.
Dari jarak jauh, pahlawan tersebut dapat membidik dan membunuh musuh-musuhnya.
Pahlawan memiliki tabung yang berisi penuh anak-anak panah.
Sebelum berperang, dia harus memastikan tabungnya penuh dengan anak-anak panah.
Saudara, orang tua dalam mendidik anak-anak seperti seorang yang membuat anak-anak panah.
Membuat anak panah memerlukan keahlian tertentu, dari memilih kayu yang tepat, membentuk dengan alat yang tepat, memilih mata anak panah (logam atau batu), bulu penyeimbang dan lain sebagainya.
Anak panah yang dibuat asal-asalan tentunya tidak akan dipakai seorang pahlawan, dia akan memilik anak-anak panah yang terbaik sehingga dapat digunakan secara efektif membunuh musuh-musuhnya.
Oleh karena itu, anak-anak harus dipersiapkan sejak awal untuk dipakai Allah menjadi anak-anak pergerakan, dipakai Allah untuk menghancurkan pekerjaan musuh dan memperluas kerajaan-Nya.
Libatkan Tuhan dalam mempersiapkan anak-anak kita untuk pekerjaan Tuhan yang lebih besar lagi.
Renungkanlah, apakah sudah melibatkan Tuhan dalam mendidik anak-anak kita atau anak-anak rohani kita?