Renungan Harian Kita
Penulis : Aris Handoko

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : LUKAS 18:1-8

Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa tujuan dari Yesus memberikan perumpamaan tentang janda dan hakim?
  2. Bagaimanakah sikap janda dan sikap hakim tersebut?
  3. Bagaimana Yesus menyamakan sikap Allah dengan sikap hakim tersebut?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dalam kisah Janda dan hakim yang tak benar ini, Lukas dengan jelas menuliskan bahwa tujuan Yesus memberikan perumpamaan ini adalah untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.

Arti kata “jemu” adalah bosan dan tidak suka lagi.

Terjemahan lain dalam Alkitab dari kata jemu adalah  “not to faint” (KJV, tidak menjadi lemah) dan “not to give up” (NIV, tidak menyerah).  

Semua arti tersebut menggambarkan seorang percaya yang kehilangan hati atau semangat dan begitu berkecil hati sehingga ia ingin berhenti, bukan hanya berhenti berdoa tapi juga berhenti percaya.

Tidak semua doa kita dijawab secara instant, dan tidak semua doa dijawab sesuai yang kita mau, bukan?

Ada waktu di mana kita bertanya-tanya ,”Apa ada gunanya saya berdoa?”, “Apakah Allah mendengar doa saya?”.

Tapi perumpamaan ini mengajarkan bahwa kita perlu terus berdoa dan tidak menjadi lemah atau berputus asa.

Hakim dalam perumpamaan ini bukanlah sebuah perbandingan, seolah-olah Allah sama dengan hakim yang tidak benar.

Tapi Allah sedang berkata bahwa Ia yang adalah hakim yang paling adil dan benar, sama sekali tidak bisa disamakan dengan hakim yang tidak benar ini.

Kalau hakim yang tidak benar ini saja akhirnya tergerak oleh karena permohonan janda yang terus menerus, bukankah Allah jauh lebih patut dipercayai?

Saat kita tidak melihat jawaban doa, kita punya pilihan mau terus berdoa atau menjadi lemah dan berputus asa.

Pilihan untuk menguatkan hati dan percaya bahwa dalam Dia tersimpan segala kuasa dan jawaban doa, atau membiarkan ketidakpercayaan menguasai sehingga bukan hanya kita berhenti berdoa tapi juga berhenti percaya akan janji Tuhan dan kebaikanNya?

Saudara, marilah kita tidak menjadi lemah dan jemu berdoa, karena Allah kita adalah Allah yang sangat mengasihi kita dan berkuasa.

Tidak ada satu doapun yang tidak berarti di hadapanNya.

Ia mendengar!

Ketika seseorang berdoa dengan tidak jemu, itu artinya dia memiliki kepercayaan.

Dan kepercayaan itulah yang diperhitungkan.

This image has an empty alt attribute; its file name is D4.png

Diskusikanlah dengan rekan-rekan PA saudara, pernahkah saudara jemu berdoa?

Apa yang saudara lakukan saat hal itu terjadi dan bagaimana saudara bisa kembali bangkit dari kelemahan tersebut?