Sabtu, 20 April 2024

TUHAN MENUNTUN KITA KE JALAN YANG BENAR

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MAZMUR 23:1-6

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa Daud menggunakan kata Tuhan Gembala-ku, bukan Tuhan adalah gembala?
  2. Apakah akibat dari posisi Tuhan sebagai gembala bagi Daud?
  3. Kemanakah Tuhan menuntun Daud?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. (Mazmur 23:1-3).

Mazmur Daud tentang Tuhan sebagai gembala sungguh sangat indah.

Pengalaman Daud sebagai gembala pada masa mudanya sangat mewarnai mazmur ini.

Daud menyebut Tuhan sebagai gembala-ku, bukan hanya gembala saja.

Ini menggambarkan kedekatan Tuhan, Sang Gembala dengan pribadi Daud sebagai domba-Nya.

Daud memandang Tuhan sungguh-sungguh sebagai gembala pribadinya. 

Akibat dari kedekatan Daud dengan Tuhan, adalah Daud tidak membutuhkan apa-apa lagi.

Daud sedang mengatakan Tuhan cukup bagi Dia, Daud merasakan bahwa karena Tuhan, adalah segalanya bagi dia.

Dalam Alkitab KJV, dikatakan “The LORD is my shepherd; I shall not want”. 

Daud sudah punya Tuhan, dan itu cukup bagi Daud sehingga dapat mengatakan aku ngga butuh apa-apa lagi.

Jadi bukan sekedar tidak kekurangan apa-apa. Jiwa Daud sudah dipuaskan oleh Tuhan.

Saudara, sebagai gembala yang baik, Daud mengalami bahwa Tuhan menuntunnya di jalan yang benar.

Sama seperti Daud saat menggembalakan domba-dombanya, Daud mengupayakan jalan yang aman untuk domba-dombanya, demikianlah Tuhan menuntun Daud.  

Saudara, apakah Tuhan sudah menjadi gembala pribadimu?

Apakah saudara memiliki hubungan yang intim dengan Sang Gembala Agung itu? 

Kalau Tuhan menjadi gembalamu, menjadi gembala pribadimu, maka engkau tidak membutuhkan apa-apa lagi.

Engkau sudah puas dengan Tuhan.

Engkau tidak akan haus lagi kepada dunia ini.

Dunia ini akan kehilangan pesonanya. 

Kalau Tuhan menjadi gembalamu, engkau akan dituntunnya melalui jalan-jalan yang benar.

Mungkin engkau sedang bimbang dengan berbagai pilihan hidup.

Engkau sedang bimbang dengan keputusan-keputusan penting yang harus di ambil.

Datanglah kepada Sang Gembala Agung, Dia yang paling tahu jalan terbaik untuk hidupmu.

Jadilah domba-Nya Tuhan dan Tuhan menjadi gembala-Mu.

Renungkanlah, apakah saudara sungguh-sungguh sudah puas dengan Tuhan?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 21-22

Jumat, 19 April 2024

DIDIKAN TUHAN MELALUI PEMIMPIN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 12:5-12

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa Tuhan perlu memarahi (mendisiplinkan) anak-anakNya?
  2. Apakah akibat dari displin Tuhan buat anak-anak yang nakal?
  3. Apakah tujuan Tuhan dalam mendisiplinkan anak-anakNya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Orang tua kita yang di dunia mengajar kita hanya dalam waktu yang terbatas, menurut apa yang mereka merasa baik. Tetapi Allah mengajar kita untuk kebaikan kita sendiri, supaya kita dapat menjadi suci bersama-sama dengan Dia.” (Ibrani 12:10 BIS).

Salah satu tugas orang tua dalam proses mendidik anak-anaknya adalah mendisiplinkan untuk mengoreksi anak-anaknya saat mereka melakukan kesalahan.

Orang tua yang baik akan memberikan semacam hukuman disiplin yang mendidik saat anak-anaknya berbuat kesalahan.

Allah yang adalah Bapa kita juga melakukannya untuk kebaikan anak-anak-Nya.

Tugas seorang pemimpin dalam jemaat, mirip tugas seorang ayah/bapa.

Dia berkewajiban untuk menjadi pendidik yang baik bagi orang-orang yang dipercayakan kepadanya.

Seorang pemimpin mendidik dengan segala keterbatasannya. 

Hanya Allah yang sanggup mendidik dengan tepat.

Oleh karena itu seorang pemimpin yang baik harus terus menerus belajar kepada Bapa segala bapa, supaya didikannya tepat sesuai kehendak Bapa.

Saudara, setiap orang hidup dalam kepemimpinan (pemerintahan di atasnya).

Tidak ada seorangpun yang bebas dari kepemimpinan di atasnya.

Di sekolah ada guru yang bertugas mendidik murid-muridnya.

Di perusahaan ada manajer atau direktur yang mendidik bawahannya.

Di kantor ada kepada seksi atau kepala bagian yang juga bertugas mendidik para stafnya.

Di gereja lokal ada para penatua, para pendeta, para gembala, para ketua persekutuan, para pembimbing PA; mereka itu bertanggung jawab untuk mendidik secara rohani jemaat.

Dalam proses mendidik jemaat atau anak-anak rohani tentu saja ada banyak aspek.

Kita dididik dalam pengetahuan firman dan praktik melakukan firman Tuhan.

Kita dididik supaya memiliki karakter Kristus.

Dalam proses mendidik, terkadang para pemimpin perlu melakukan tindakan keras dengan menegur dan memberikan hukuman disiplin.

Pemimpin yang menegur dan mendisiplin harus melakukannya dalam kasih dan kebenaran, sedangkan jemaat yang ditegur harus menerimanya dengan rendah hati.

Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana membangun kerendahan hati, supaya siap ditegur pemimpin.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 18-20

Kamis, 18 April 2024

SUAMI ADALAH KEPALA ISTRI

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 5:22-25

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa istri harus tunduk kepada suami?
  2. Apakah yang dimaksud dengan tunduk?
  3. Apakah yang dimaksud dengan suami adalah kepala dari istri?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh”. (Efesus 5:22-23).

Sebuah pernikahan dalam Tuhan menggambarkan peristiwa agung yang akan terjadi suatu saat, yaitu pernikahan Sang Mempelai Pria, Kristus dengan Gereja yang adalah mempelai wanita-Nya.

Suatu saat Kristus akan datang menjemput gereja-Nya.

Oleh karena itu gereja harus bersiap sedia dan mendandani dirinya dengan perhiasan kekudusan.

Kita sebagai bagian dari gereja-Nya Kristus harus memberi diri untuk terus menerus dikuduskan secara lahiriah.

Secara roh kita sudah kudus, tetapi secara lahiriah kita harus terus menerus mengalami pengudusan (progresif).

Seorang Suami sekaligus seorang ayah (bapa) diberikan otoritas untuk menjadi pemimpin (kepala) dalam rumah tangga.

Sama seperti Kristus telah mengorbankan diri-Nya untuk jemaat, demikian seorang suami harus mengasihi istri dan anak-anaknya.

Seorang suami sekaligus ayah, harus memimpin di dalam kasih.

Otoritas yang diberikan kepada seorang suami/ayah tidak akan efektif kalau tidak dibarengi kasih.

Harus ada keseimbangan antara otoritas dan kasih.

Suami yang lebih mengedepankan otoritasnya (otoriter) dapat menimbulkan kepahitan bagi istri dan anak-anaknya.

Sebaliknya suami/ayah yang mengutamakan kasih tanpa disiplin, akan menyebabkan keluarganya menjadi keluarga yang gampangan.

Seorang pemimpin yang baik dengan hikmat Tuhan akan tahu kapan menggunakan otoritas dan kasih secara efektif.

Untuk itu seorang pemimpin harus terus menerus belajar menyerahkan hidup pada pengurapan Roh Kudus dan terus mempelajari firman Tuhan secara bertanggung jawab.

Ingatlah, bahwa Pengurapan Roh Kudus dan Firman berjalan seiring.

Tanpa pemahaman firman Tuhan yang benar, pengurapan tidak akan bekerja Suami istri mirip dengan pilot dan co-pilot.

Pilot yang memilik peran sebagai pemimpin dalam penerbangan, sedangkan co-pilot membantu pilot.

Pilot tanpa co-pilot akan mengalami kesulitan dalam penerbangan.

Oleh karena itu, seorang istri harus tunduk kepada suaminya namun tidak pasif. Istri harus  secara aktif menjadi penolong yang baik bagi suaminya.

Seperti co-pilot yang membantu Pilot, keputusan akhir ada pada pilot.

Demikian juga istri terlibat dalam berbagai pengambilan keputusan rumah tangga bersama suaminya, tetapi keputusan akhir ada pada suami.  

Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana cara menyeimbangkan otoritas dan kasih.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 15-17

Rabu, 17 April 2024

TAKLUK KEPADA PEMERINTAH DI ATASNYA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 13:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dimaksud dengan pemerintah di atasnya?
  2. Apakah pemerintah di atasnya termasuk pemimpin jemaat?
  3. Apakah boleh melakukan perintah yang salah dari pemerintah di atas kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.” (Roma 13:1-2).

Sebagai anak Tuhan, kita tidak hanya menjadi anggota jemaat lokal, tetapi kita juga menjadi anggota masyarakat.

Kita bukan hanya warga kerajaan surga tetapi juga warga negara Indonesia.

Sebagai warga negara kita dituntut untuk mengembangkan sikap yang benar kepada pemerintah dalam berbagai tingkatan, baik dalam pemerintahan sipil maupun dalam pemerintahan di dunia kerja atau pendidikan.

Saudara, menurut Rasul Paulus, ketaatan orang percaya kepada pemerintah di atasnya  membuktikan ketaatan mereka kepada Tuhan.

Sebagai orang benar, kita dituntut tidak saja taat kepada Allah, tetapi juga harus taat kepada pemerintah.

Alasannya sangat jelas, karena pemerintah di atas kita ditetapkan Allah.

Sebagai warga kerajaan Allah, kita tidak bebas dari tanggung jawab sebagai warga negara, kita harus taat kepada peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah di atas kita;  misalnya membayar pajak, menggunakan helm saat mengendarai motor, memiliki SIM saat mengendarai kendaraan bermotor, masuk kerja sesuai jam kerja, mencatatkan pernikahan di catatan sipil, dan banyak lagi peraturan yang dibuat untuk kebaikan warga negara.

Kata takluk berasalah dari kata Yunani “huperezo”, istilah yang dipakai dalam dunia militer yang berarti menempatkan diri di bawah kekuasaan yang di atas.

Seorang prajurit tidak pergi atau melakukan sesuatu kalau tidak diperintah komandannya.

Kita harus memberikan diri untuk diatur oleh pemerintah di atas kita. Ingat, pemerintah ada untuk kebaikan kita.

Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu.” (Roma 13:4a).

Alasan kita harus tunduk kepada pemerintahan di atas kita sangat jelas.

Pertama, tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah.

Menghormati pemerintah  yang berasal dari Allah, berarti kita sedang menghormati Allah.

Kedua, pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikan kita.

Pemerintah dipakai Tuhan untuk memberkati kita.  

Diskusikan dengan pembimbingmu, apakah ada kewajiban kepada pemerintah yang kita lalaikan?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 12-14

Selasa, 16 April 2024

PEMIMPIN YANG MEMIMPIN DAN MENEGUR DALAM TUHAN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 TESALONIKA 5:12-14

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah nasehat Paulus kepada Jemaat di Tesalonika tentang pemimpin?
  2. Apakah tugas pemimpin menurut Paulus?
  3. Apakah menegur itu menurut saudara berguna?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara-saudara, kami minta dengan sangat supaya kalian menghargai orang-orang yang bekerja di tengah-tengahmu; yaitu mereka yang sudah dipilih oleh Tuhan untuk memimpin dan menasihati kalian.; Perlakukanlah mereka dengan sehormat-hormatnya dan dengan cinta kasih karena mengingat apa yang mereka lakukan. Hiduplah selalu dengan rukun.” (1 Tesalonika 5:12-13 BIS).

Jemaat di Tesalonika adalah jemaat hasil penginjilan Paulus di Makedonia.

Paulus datang ke Makedonia setelah oleh pimpinan Roh Kudus dia melihat penglihatan ada orang Makedonia yang memanggilnya.

“Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana” (Kisah Para Rasul 16:9-10). 

Jemaat ini menjadi jemaat yang puji Paulus sebagai jemaat yang radikal dalam sukacita dan kemurahan.

“Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan” (2 Korintus 8:1-2).

Namun demikian sepertinya ada jemaat yang kurang menghargai pemimpin yang telah bekerja keras, memimpin mereka kepada Tuhan dan menegur mereka.

Sehingga sekalipun jemaat ini sangat radikal dalam sukacita dan kemurahan, Paulus perlu mengingarkan mereka untuk menghormati pemimpin yang demikian.

Saudara, menurut Paulus salah  tugas penting pemimpin adalah menegur jemaat.

Hal tersebut sering dilakukan oleh Paulus kepada berbagai jemaat.

Contoh, Paulus menegur jemaat di Korintus karena berbagai masalah moral.

Paulus menegur jemaat di Galatia karena mencampurkan kasih karunia dengan hukum Taurat.

Menegur bukanlah tugas mudah. Ini bukan tugas populer.

Dalam menegur sangat diperlukan hikmat dan kasih, supaya orang yang ditegur tidak menjadi kecewa dan sakit hati.

Teguran yang baik akan mendatangkan pertobatan, sedang teguran yang salah akan mendatangkan kepahitan.

Demikian juga orang yang ditegur harus memiliki sikap rendah hati, supaya tidak sakit hati saat ditegur. 

“Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.” (Amsal 27:5-6).

Saudara, kalau engkau menegur saudaramu, tegurlah dalam hikmat dan kasih.

Kalau engkau ditegur saudaramu atau pemimpinmu, terimalah dengan rendah hati.

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya menegur yang alkitabiah.

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 10-11

Senin, 15 April 2024

MENTAATI PEMIMPIN YANG MENGAYOMI KITA

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 13:17-20

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Kepada siapa jemaat diharuskan untuk tunduk dan hormat?
  2. Mengapa para pemimpin harus ditunduki dan dihormati?
  3. Apa yang dilakukan oleh pemimpin untuk menjalankan tugas mereka dalam menjaga jiwa jemaat Tuhan yang dipercayakan kepada mereka?
  4. Apa yang dapat merugikan jemaat?
  5. Dengan apa Allah menghidupkan kembali gembala agung segala domba?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, dalam kejemaatan terdapat hirarki, seperti diakon dan penatua.

Dalam kepenatuaan jamak, seperti yang diwahyukan oleh Yesus Kristus kepada Yohanes:

Wahyu 4:2-4 ”Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.”

Saudara, siapakah pemimpin gereja dan jemaat itu? Pemimpin gereja itu adalah Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja. Tuhan Allah yang duduk di atas kursi kepemimpinan itu dan tidak pernah ada seorang rasul pun yang diangkat untuk menjadi pemimpin gereja. Kepala gereja atau pemimpin gereja adalah Yesus Kristus yang melalui Roh Kudus menjadi pemimpin gereja.

Sang pemimpin dikelilingi oleh para penatua.

Dalam gereja mula-mula, selalu dikatakan para penatua.

Tidak ada catatan gereja yang dipimpin oleh seorang rasul.

Kisah Para Rasul 20:17 ”Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus.”

Kisah Para Rasul 20:28 ”Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.”

Kebiasaan buruk itu merupakan tradisi Katolik dimana gereja dipimpin oleh seorang Paus, dan tradisi ini tidak direformasi oleh para reformator seperti Martin Luther, John Calvin, dan lainnya, sehingga diikuti oleh gereja Protestan.

Kepemimpinan gereja tidak pernah diberikan kepada manusia.

Sejak semula, Elohim Yahwe langsung menjadi raja bagi umat pilihan Israel.

Demikian juga, sebenarnya Kerajaan Allah langsung dipimpin oleh Bapa yang Maha Kuasa.

Begitu juga, gereja langsung dipimpin oleh Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja, dengan para penatua sebagai pemimpin yang sama seperti di sorga, sesuai dengan doa Bapa Kami:

Matius 6:10 ”datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”

Demikian juga, jika Kepala Sorga itu dikelilingi oleh dua puluh empat tua-tua, maka Gereja Tuhan Yesus Kristus juga seharusnya memiliki penatua jamak.

Para penatua inilah pemimpin yang mengayomi gereja dan gembala bagi jemaat, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam ayat Firman Tuhan di atas.

Kita harus tunduk dan menghormati para pemimpin ini, karena mereka yang menjaga jiwa kita, yakni pikiran, perasaan, dan kemauan kita.

Tugas ini bukanlah pekerjaan yang mudah, namun itulah yang diinginkan Tuhan Allah untuk dilakukan oleh para pemimpin yang mengayomi kita.

Haleluya, puji Tuhan, Amin!

Mengapa kita harus tunduk dan menghormati para pemimpin kita?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 8-9

Minggu, 14 April 2024

LIMA JAWATAN MEMPERLENGKAPI ORANG KUDUS

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 4:11-15

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang dianugerahkan Tuhan kepada Gereja-Nya agar gereja menjadi dewasa?
  2. Apa tugas dari kelima jawatan atau fungsi kelima jawatan?
  3. Bagaimana gambaran gereja yang dewasa?
  4. Apa yang menyebabkan gereja terombang-ambing?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika Tuhan Yesus naik ke surga, para murid diperintahkan untuk berdiam diri di Kota Yerusalem menantikan janji dari Bapa, yaitu seorang Penolong bagi para murid.

Ketika hari Pentakosta tiba, para murid mengalami kepenuhan Roh Kudus karena Tuhan Allah mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada para murid Kristus.

Maka lahir Gereja Tuhan di bumi, dimulai di Yerusalem. Sejak hari itu, oleh kuasa Roh Kudus, para murid mulai mempengaruhi Kota Yerusalem dengan keberadaan mereka, kesaksian mereka, dan berkumpul setiap hari.

Mereka melakukan ibadah di serambi Salomo, berkumpul untuk memecah roti dan makan bersama. Hal yang dilakukan oleh mereka membuat banyak orang Yahudi menjadi pengikut Yesus Kristus.

Banyak orang Yahudi bertobat, dibaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Pada masa pertumbuhan awal Gereja, mulai muncul ajaran-ajaran sesat dari beberapa orang Yahudi yang baru percaya.

Beberapa di antaranya adalah orang-orang Farisi atau para Ahli Taurat, yang tetap memegang pengetahuan mereka tentang larangan-larangan dalam hukum Taurat, seperti hari Sabat, makanan haram, dan adat istiadat Yahudi.

Karena pada waktu itu belum ada kitab-kitab Perjanjian Baru, maka kitab Perjanjian Lama menjadi referensi bagi para Rasul ketika mengajarkan firman Tuhan.

Sebagai hasilnya, muncul pengajaran dari para murid dan orang-orang yang baru percaya, yang kemudian diangkat menjadi diaken atau penatua dalam gereja mula-mula.

Galatia 1:6-7 ”Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.”

Sejak awal, penyesatan telah terjadi.

Oleh karena itu, Tuhan Allah Bapa menolong gereja-Nya dengan mengaruniakan lima jawatan itu:

Efesus 4:11-16 ”Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.”

Saudara, Allah yang memelihara gereja-Nya dan melebarkan kerajaan-Nya dengan memilih, menetapkan, dan menganugerahkan lima jawatan tersebut untuk memperlengkapi orang-orang kudus, serta mengaruniakan berbagai karunia Roh kepada orang-orang kudus.

Saudara, para rasul, nabi, penginjil, gembala, dan pengajar diberikan oleh Tuhan Allah kepada gereja-Nya untuk memperlengkapi jemaat Tuhan agar mereka dapat bertumbuh dan mencapai pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.

Hal ini bertujuan agar kita tidak lagi menjadi anak-anak yang mudah diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran dan permainan palsu manusia dalam kelicikan yang menyesatkan, namun berpegang teguh pada kebenaran.

Di dalam kasih, kita bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus sebagai kepala.

Dari pada-Nya, seluruh tubuh tersusun rapi.

Diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan masing-masing anggota, yang menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih sehingga seluruh tubuh menjadi jemaat yang cemerlang, kudus, tak bercacat cela, segambar dengan Yesus Kristus yang merupakan gambar Allah yang tidak kelihatan.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin!

Apa yang menjadi dasar bagi kita untuk mencapai kedewasaan rohani?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 6-7

Sabtu, 13 April 2024

YANG KUAT MENANGGUNG YANG LEMAH

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 15:1-4

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa kewajiban dari seseorang yang kuat?
  2. Apa tujuan atau motivasi kita dalam memenuhi kesenangan saudara kita?
  3. Apa yang dialami Yesus ketika Dia mau menyenangkan kita?
  4. Pelajaran apa yang akan kita peroleh saat belajar dari Kitab Suci atau tulisan-tulisan masa lalu?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika kita membaca Kitab Roma pasal 14, kita melihat dua aspek masalah yang dibahas di sana, yaitu jangan menghakimi saudaramu, dan jangan memberi batu sandungan.

Dari kedua judul tersebut, kita menemukan ada sekelompok saudara yang lemah imannya dan yang kuat imannya.

Saudara yang lemah imannya menyatakan bahwa tidak boleh makan babi karena dianggap haram dan dilarang oleh Tuhan, serta beribadah pada hari Sabat sebagai ketetapan Allah untuk selama-lamanya.

Karena pernyataan tersebut, sekelompok lainnya menyatakan bahwa Yesus telah mengatakan:

Markus 7:14-23 ”Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!) Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. Maka jawab-Nya: “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

Saudara, semua makanan halal. Petrus juga menyatakan hal ini melalui tulisan Lukas dalam:

Kisah Para Rasul 10:9-16 ”Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa. Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: “Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!” Tetapi Petrus menjawab: “Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.” Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.” Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit.”

Seseorang yang gemar membaca Firman Tuhan memiliki iman yang kuat menyatakan bahwa semua makanan halal, sementara mereka yang tidak mengerti dan tidak tahu akan mengatakan bahwa “makan babi haram, dilarang oleh Yahwe yang Maha Kudus!” sehingga dapat terjadi perbedaan pendapat yang bisa menimbulkan perdebatan, serta perselisihan yang dapat memicu kebencian.

Oleh karena itu, Rasul Paulus mengingatkan agar mereka yang kuat imannya dapat mengerti dan menerima saudara-saudara yang lemah imannya.

Janganlah menghakimi mereka, tetapi terimalah mereka sebagai saudara seiman yang juga telah ditebus oleh darah Yesus.

Dalam masalah makanan juga, janganlah menghakimi yang makan dan jangan menghakimi yang tidak makan karena kita tidak berhak untuk menghakimi saudara kita.

Roma 14:4 ”Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.”

Saudara, perbedaan juga muncul mengenai hari-hari raya, perayaan, atau hari-hari khusus seperti Sabat, dan lain sebagainya.

Ada yang menganggap hari-hari tersebut penting, sementara ada yang menganggap bahwa semua hari adalah hari Tuhan.

Sebagai contoh, ada yang tidak berdagang pada hari Jumat, Minggu, atau Senin, dan ada pula yang menganggap wajib berpuasa pada hari Kamis.

Semua ini bisa menyebabkan perselisihan, perdebatan, bahkan keributan.

Oleh karena itu, Paulus mengingatkan:

Roma 14:5-6 ”Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah.”

Saudara, marilah kita bisa menerima saudara kita yang lemah imannya tanpa membicarakan kelemahannya.

Karena itu, marilah kita tidak saling menghakimi lagi.

Lebih baik jika kita menganut pandangan janganlah kita membuat saudara kita jatuh tersandung.

Roma 14:14-23 ”Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis. Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia. Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah. Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia. Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung! Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu. Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.”

Oleh karena itu, marilah kita tidak menghakimi dan juga tidak menjadi sandungan, terutama bagi sesama saudara seiman!

Haleluya, Puji Tuhan, Amin!

Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak menghakimi dan tidak menjadi sandungan bagi saudara seiman kita?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 3-5

Jumat, 12 April 2024

TURUT MENDERITA BERSAMA SAUDARA YANG LAIN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 KORINTUS 12:23-27

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Kepada anggota tubuh seperti apa yang kita harus memberikan penghormatan dan perhatian khusus?
  2. Siapa yang tidak membutuhkan perhatian dan penghormatan khusus?
  3. Apa yang harus dilakukan supaya tidak terjadi perpecahan dalam tubuh?
  4. Siapa yang menyusun dan membentuk tubuh kita sehingga semua anggota tubuh bisa saling memperhatikan?
  5. Jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita, namun jika satu anggota dihormati, maka bagaimana sikap anggota yang lain?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, jemaat diibaratkan sebagai satu tubuh.

Begitu juga gereja Tuhan digambarkan sebagai tubuh Kristus, dengan Yesus Kristus sebagai Kepala dan setiap kita adalah anggota tubuh Kristus.

Sebagai anggota tubuh, kita harus siap dan rela berjejaring untuk membangun tubuh Kristus, yang juga digambarkan sebagai bait Allah atau rumah rohani.

Petrus menasehatkan:

1 Petrus 2:5 ”Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.”

Efesus 2:21-22 ”Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.”

Namun, sebagai anggota tubuh Kristus, dimana setiap kita adalah batu hidup yang disusun oleh arsitek agung untuk menjadi tempat kediaman Allah.

Sebagai tubuh, jika terjadi satu anggota mengalami kesakitan atau penderitaan, maka sebenarnya seluruh tubuh akan mengalami kesakitan dan penderitaan juga.

Oleh karena itu, marilah kita menerapkan apa yang dinasihatkan oleh penulis kitab Ibrani:

Ibrani 10:24-25 ”Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”

Marilah kita saling memperhatikan, sehingga jika ada saudara yang mengalami kesusahan atau penderitaan, kita bisa turut merasakannya atau memberikan bantuan supaya penderitaannya tidak berlangsung lama.

Melalui pertolongan dari saudara-saudara, kita dapat meringankan penderitaan tersebut karena turut memikul beban saudaranya atau datang untuk memberikan bantuan sehingga membawa keringanan.

Dengan saling memperhatikan, setiap saudara bisa dengan mudah turut ambil bagian dalam merasakan beban dan penderitaan saudara lainnya, sehingga dapat turut menderita bersama dengan saudara yang sedang mengalami penderitaan.

Haleluya, Puji Tuhan. Amin!

Mengapa ada orang yang merasa tidak suka ketika mendapat perhatian dari saudaranya?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-raja 1-2

Kamis, 11 April 2024

MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN ORANG LAIN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

FILIPI 2:1-4

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang ada di dalam Kristus?
  2. Apa yang diinginkan oleh Rasul Paulus dari jemaat Filipi?
  3. Bagaimana sekelompok orang dapat menjadi satu pikiran, satu tujuan, dan sehati sepikir?
  4. Apa yang terjadi jika seorang anggota komunitas hendak mencari pujian dan mementingkan dirinya sendiri?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, komunitas adalah individu yang memiliki keinginan dan pemikiran yang berbeda, meskipun mereka berada dalam satu komunitas, seperti komunitas Goes atau penggemar bersepeda.

Meskipun mereka memiliki kesenangan yang sama dalam hal bersepeda, seperti melakukan tur ke luar kota atau tempat-tempat jauh, mereka tetap memiliki perbedaan dalam berbagai hal.

Begitu juga misalnya dalam satu jemaat gereja, mereka memiliki satu keyakinan dan pengakuan terhadap doktrin yang mereka pegang.

Namun, mereka tetap memiliki perbedaan dalam pola pikir dan kesenangan, terutama bagi mereka yang belum dewasa dalam Tuhan.

Bagi mereka yang sedang bertumbuh dengan latar belakang kehidupan yang beragam akan menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Rasul Paulus memberikan nasihat kepada jemaat Filipi dalam hal seperti ini, agar mereka hidup dalam Kristus, sehingga dapat saling menasihati dan menghibur, serta bersekutu dalam Roh, serta mengasihi dengan mesra dan penuh belas kasihan terhadap sesama anggota, sehingga semua dapat mengalami pertumbuhan bersama.

Rasul Paulus menasihati jemaat Filipi:

Filipi 2:1-7 ”Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”

Nasehat dari Rasul Paulus ini sangat baik untuk dilakukan dalam kehidupan kita di jemaat, baik dalam kelompok-kelompok jemaat maupun di wilayah Timur, Barat, dan Selatan.

Di dalam kelompok-kelompok tersebut, terdapat berbagai orang dengan perbedaan suku, kebiasaan, pendidikan, dan status sosial yang beragam.

Berbagai gaya hidup yang berbeda-beda dapat menjadi penghalang bagi tercapainya kesatuan.

Misalnya, ketika saudara-saudara dari satu daerah berkumpul, mereka cenderung berkomunikasi dalam bahasa daerah mereka masing-masing.

Meskipun tidak melanggar aturan, namun ketika ada teman dari daerah lain di dalam kelompok tersebut, marilah kita berkomunikasi dalam bahasa persatuan kita, yaitu Bahasa Indonesia, agar saudara yang tidak mengerti bahasa daerah tersebut tidak merasa terasingkan.

Mari kita terapkan prinsip yang diajarkan oleh Rasul Paulus, bahwa “Kamu bukanlah orang asing, tapi kawan sewarga jemaat”, sehingga tidak ada sekat atau perbedaan yang menghalangi persaudaraan atau persahabatan di antara kita.

Janganlah mementingkan diri sendiri, tetapi pikirkanlah juga kepentingan orang lain. Mari kita belajar untuk mendahulukan orang lain.

Saudara, saya sering memperhatikan di tempat umum, dimana orang-orang muda duduk-duduk sementara di sekitar mereka ada ibu-ibu hamil yang berdiri menunggu sesuatu.

Saya melihat mereka tertawa dan mengobrol dengan penuh kesenangan, sampai-sampai mereka tidak memperhatikan ibu-ibu hamil yang berdiri di sekitar mereka dengan perut yang besar.

Mereka seolah-olah abai dan tidak menghiraukan keberadaan ibu hamil itu.

Dalam hati saya, saya berpikir bahwa itulah perilaku orang-orang dunia yang egois, tidak memahami etika, dan seringkali hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri.

Marilah kita belajar untuk mendahulukan orang lain.

Misalnya, ketika kita duduk dan melihat ada orang tua berdiri di sekitar kita yang tidak mendapatkan kursi, mari kita tawarkan kursi kita kepada mereka dan berdiri agak menjauh untuk memberikan tempat bagi mereka.

Dalam banyak hal, marilah kita mendahulukan orang lain.

Saya sering melihat di antrian di rumah sakit, ibu-ibu hamil berdiri menunggu panggilan nomor antrian, sehingga saya langsung berdiri untuk memberikan kursi saya kepada mereka.

Saya kemudian menunggu sambil berdiri hingga tiba giliran saya dipanggil.

Dalam berbagai aspek, marilah kita belajar untuk mendahulukan saudara yang lain, sehingga apa yang diingatkan oleh Rasul Paulus dapat terjadi dalam jemaat kita.

Haleluya, Puji Tuhan. Amin!

Mengapa sering terjadi perselisihan dalam jemaat Tuhan? Cobalah diskusikan bagaimana cara menemukan jalan keluar dari situasi tersebut.

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Samuel 22-24